OPINI : SEKILAS PERIHAL MENU MBG

Menu Kering MBG di Lebak Selatan
LEBAK - Makan bergizi gratis (MBG) merupakan program unggulan yang di luncurkan Presiden Prabowo Subianto, dimana pelaksanaannya dibawah naungan Badan Gizi Nasional (BGN).
Program nasional ini bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusu, guna mengatasi masalah gizi (stunting dan malnutrisi) serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Selain itu, program MBG juga diharapkan mampu memberdayakan masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian lokal dengan melibatkan petani, peternak, nelayan, dan UMKM sebagai penyedia bahan makanan serta membuka peluang kerja di sektor penyediaan pangan.
Dalam pelaksanaan Program MBG, BGN telah merekrut mitra pelaksana program dilapangan yang disebut Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di tempat inilah bahan pokok pangan diolah menjadi makanan yang siap saji untuk kemudian diantar dan dibagikan ke anak - anak sekolah , ibu hamil, menyusui, balita.
Bahan pokok yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air, diolah di SPPG dengan memperhatikan keseimbangan gizi berdasarkan kelompok sasaran.
Tentu kebutuhan gizi antara ibu hamil dan menyusui, balita, anak Paud, TK, SD berbeda dengan kebutuhan gizi anak SMP, SMA. Maka di SPPG lah peran ahli gizi menentukan takaran dan formulasi menu yang harus di sediakan.
Ahli gizi menyusun menu dan menghitung nilai gizi yang ada dalam setiap menu MBG, sehingga Angka Kecukupan Gizi setiap kelompok sasaran penerima MBG bisa terpenuhi.
Diawal pelaksanaan, makan basah seperti nasi, daging, ikan, telur, sayuran dan buah buahan menjadi menu yang setiap hari disuguhkan oleh SPPG.
Namun belakangan ini, berdasarkan penelusuran di beberapa sekolah di wilayah selatan, Kabupaten Lebak, Banten, SPPG menyajikan makanan kering, seperti roti, susu kotak, biskuit dan sejenisnya.
Bahkan ditemukan proses pendistribusiannya ada yang dilakukan sekali kirim untuk enam hari, dengan alasan anak sekolah sedang dalam masa bebas setelah selesai mengikuti ujian tengah semester.
Di media sosial pun, banyak pihak yang berkomentar perihal menu MBG yang disajikan berupa kue kering maupun menu basah. Berapa kalangan berkomentar, menu MBG dinilai lebih menyerupai pembagian makanan ringan ketimbang sajian makan bergizi sebagaimana semangat awal program. Ini lebih pantas disebut pembagian snack, bukan makan siang.
Dari sisi anggaran pun patut dipertanyakan, apakah benar satu porsi menu yang di berikan tersebut sesuai dengan ketentuan ?. Entahlah......(Red).
Penulis : Riswan.
Posting Komentar